Selasa, 23 Februari 2016

pergelaran karya ( proses garap gerak tari kreasi)



PERGELARAN KARYA TARI
A.    PROSES GARAP GERAK TARI KREASI
Proses garap gerak tari kreasi meliputi 4 tahap yaitu proses eksplorasi gerak, proses stilisasi dan seleksi gerak serta proses penggabungan gerak. Pengertian proses eksplorasi adalah proses penjajahan dan pencarian motif-motif gerak melalui berbagai cara yang dilakukan pada saat melakukan proses garap gerak tari. Dalam proses eksplorasi ada beberapa stimulus yang dapat digunakan oleh penata tari dalam melakukan proses garap. Beberapa stimulus tersebut diantaranya berupa rangsangan auditif,visual, ideasional (gagasan) dan rangsang kinestetik. Jenis – jenis rangsangan tersebut antara lain :
1.      Rangsangan Dengar (Auditif) Adalah salah satu tahapan pengembangan gagasan gerak yang dilihat oleh suara atau bunyi suatu benda atau perbuatan sendiri . seperti suara instrumen music (gendang , seruling , gamelan dll) , suara manusia (nyanyian , puisi ,tangisan ,dll) suara alam (gemuruh ombak , angin, kicauan burung dll)
2.      Rangsangan Visual dapat muncul karna panca indra , rangsangan ini dapat timbul dari objek gambar , warna , wujud ,dll
3.      Rangsangan Kinestetik dalam tahap ini dapat dilakukan seperti pada saat mengolah gerak berdasarkan pola hitungan
4.      Rangsangan Gagasan ( Idesional ) Adalah rangsangan yang seringkali digunakan piƱata tari dalam membuat karyanya
B.     STILISASI DAN SELEKSI GERAK
Hasil dari eksplorasi gerak dan imoprovisasi gerak perlu diubah / diperhalus dengan proses pengembangan . Adapun proses pengembangan dapat dilakukan dengan cara mengubah volume gerak , level, kesan , ragam gerak , struktur dan elemen lainnya . Stilisasi adalah proses penghalusan , memberikan kesan indah dari suatu gerak. setelah Tahapan akhir dari proses eksplorasi adalah tahapan penggabungan dengan unsure-unsur pendukung lainnya seperti dengan musik iringan tari , penggunaan property tari , atau dengan penggunaan artistik lainnya , termasuk penggunaan busana dan akeseoris tari .

C.     IMPROVISASI GERAK DALAM TARI
·         Improvisasi : Pengalaman secara spontanitas mencoba-coba / mencari-cari kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh waktu  improvisasi
·         Inti dari gerak improvisasi adalah bentuk-bentuk gerak yang dilakukan penari yang pada setiap saat dapat dilakukan berbeda tetapi masih disesuaikan dengan maksud pengadegan dari gerak itu sendiri.

D.    KONSEP TATA PENTAS
Sebuah penyajian karya tari terdapat unsure- unsure pendukung diantaranya unsure music, unsure busana, rias , property , dan unsure tata pentas yang membuat penyajian tari lebih menarik
·         Dimensi ruang : memberi kesan imajinasi peristiwa yang dibangun pada penyajian tari berdasarkan konsep penyajiannya .
-          Pada umumnya jenis panggung dibagi menjadi beberapa jenis panggung arena, prosesnium dan jenis panggung campuran.
a.       Jenis panggung arena yaitu jenis panggung  terbuka yang tak dapat batasan yang jelas antara garis pemain dan penonton. Contoh : lapangan, halaman rumah/halaman lainnya.
b.      Jenis panggung prosesnium yaitu jenis panggung yang sering digunakan dalam pertunjukan tari yang memiliki batasan yang jelas antara pemain dan penonton sehingga penonton menjadi lebih focus dalam melihat karya tari tersebut.
c.       Jenis panggung campuran yaitu menggunakan beberapa daerah tempat penari bergerak tetapi dalam peristiwa pertunjukan.
-          Fungsi tata lampu yaitu sebagai penerang tempat penari dan memperkuat adegan serta suasana tarian.
-          Tata dekorasi panggung yaitu difokuskan pada masalah penataan desain panggung agar terlihat menarik dan lebih hidup.
E.     Pembentukan panitia pagelaran
Peran kepanitiaan ini memiliki adil sangat besar dalam menyukseskan kegiatan pertunjukan. Tugas dan tanggung jawab ini yang nantinya akan membantu mengatur setiap tahap kegiatan pagelaran. Adapun pengelompokannya yaitu :
1.      Tim produksi
a.       Pimpinan produksi
b.      Sekertaris produksi
c.       Bendehara
d.      Seksi dokumentasi
e.       Seksi publikasai
f.       Seksi pendanaan
g.      Ticketing
2.      House manager
a.       Keamanan
b.      Akomodasi
c.       Konsumsi
d.      Transpotasi
e.       Seksi gedung
3.      Tim artistic
a.       Sutradara
b.      Pimpinan artistic
c.       Stage manager
d.      Penataan panggung
e.       Penataan cahaya
f.       Penataan rias dan busana
g.      Penataan suara
h. Penataan music

mengolah gerak berdasarkan hitungan



Mengolah Gerak berdasarkan hitungan lambat, sedang dan cepat
Pengembangan gerak tari dapat dilakukan dengan sederhana salah satunya yaitu mengolah dengan mengubah pola hitungan. Pola hitungan itu antara lain tempo lambat, sedang dan cepat. Sebagai contoh kaliyan membuat gerak dengan 8 hitungan kemudian dilakukan menjadi 4 hitungan dan 2x 8 hitungan. Dalam pelaksanaan geraknya apabila hitungan sedikit maka gerak menjadi cepat, dan apabila banyak hitungannya maka gerak menjadi lambat.
Sebuah tarian yang ditampilkan secara utuh terdapat pengelompokkkan gerak tari berdasarkan struktur penyajiannya yaitu gerak pokok dan gerak peralihan. Gerak pokok adalah gerak yang memiliki tingkat variasi gerak yang berbeda dari gerak yang satu ke gerak yang lain. Gerak peralihan adalah variasi gerak yang terdapat dalam sebuah tarian yang bentuk variasi geraknya dapat memiliki kesamaan desain gerak dengan  beberapa gerak lainnya dalam satu penyajian tari secara utuh

Menata gerak berdasarkan pola iringan tari



MENATA GERAK BERDASARKAN POLA IRINGAN TARI
1.      UNSUR- UNSUR PENDUKUNG DALAM SAJIAN TARI
            Kehadiran tari di depan penikmat/penonton bukan hanya menampilkan serangkaian gerak yang tertata baik ,rapi dan indah semata, melainkan juga perlu dilengkapi dengan tata rupa atau unsur unsur lain yang dapat mendukung penampilannya. Dengan demikian, tari akan mempunyai daya tarik dan pesona guna membahagiakan penonton yang menikmatinya.
            Unsur-unsur pendukung/pelengkap sajian tari antara lain adalah iringan (music),tema,tata busana,tata rias, tempat (pentas atau panggung), tata lampu/sinar dan tata suara.
           
a.          Iringan (Musik)
                 Musik dan tari merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu dorongan atau nalun ritmis. Curt Sachs dalam bukunya World History of the Dance mengatakan, bahwa pada zaman pra sejarah andaikata musik dipisahkan dari tari, maka musik mengandung suasana-suasana tertentu dengan kesan kesan tertentu pula. Pada dasarnya bentuk musik tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan eksternal.
1.      Musik Internal
Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber dari penarinya sendiri.
Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb
2.      Musik Eksternal
Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di lakukan orang lain.
Contoh: Nyanyian, puisi, susara-suara, instrument gamelan, orkestra musik ,dsb
b.      Tema
Tema adalah pokok pikiran, gagasan utama atau ide dasar. Tema lahir dari pengalaman hidup seorang seniman tari yang telah diteliti dan dipertimbangkan agar bisa dituangkan ke dalam gerakan-gerakan. Sumber tema di antaranya dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.      Pengalaman hidup pribadi seseorang
2.      Kehidupan binatang dengan sifat dan perangainya yang khas.
3.      Kejadian sehari-hari di sekitar kita.
4.      Cerita-cerita rakyat, cth: Jaka Tingkir, Roro Jonggrang, dsb.
5.      Karya sastra, seperti epos Ramayana dan Mahabarata.
6.      Upacara-upacara tradisional, seperti upacara keagamaan atau upacara adat.
7.      Persepsi dari seni lainnya, seperti drama, music, sastra, dsb.
Ada beberapa sumber tema yang sulit diungkapkan ke dalam gerak tari dan dilarang unuk digunakan, seperti tema yang terlalu berfilsafat, tema tentang keberadaan dunia, nyanyian surgawi, dan tema-tema abstrak, dsb.
c.       Tata Busana atau Kostum
Fungsi busana tari adalah untuk mendukung tema atau isi tari, dan untuk memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Oleh karena itu di dalam penataan dan penggunaan busana tari hendaknya senantiasa mempertimbangkan hal hal sebagai berikut:
1.      Busana tari hendaknya enak dipakai dan sedap dilihat oleh penonton
2.      Penggunaan busana selalu mempertimbangkan isi/tema sehingga dapat     menghadirkan suatu kesatuan antara tari dan tata busana
3.      Penataan busana hendaknya bias merangsang imajinasi penonton
4.      Desain busana harus memperhatikan bentuk bentuk gerak tari
5.      Busana sebaiknya dapat member proyeksi kepada penarinya.
6.      Keharmonisan dalam pemilihan atau perpaduan warna warna busana
            Dalam tari kita, busana tari mencerminkan identitas suatu daerah yang sekaligus menunjuk pada tari itu berasal. Demikian pula dalam pemakaian warna busana. Pada dasarnya penggolongan warna dapat dibedakan menjadi dua yaitu warna primer dan warna sekunder. Warna primer disebut warna utama, warna primer seringkali memiliki arti simbolis bagi masyarakat tertentu yang memakainya. Arti simbolis dihubungkan dengan kepentingan tari dapat dikemukakan seperti berikut:  
1. Warna merah merupakan simbol keberanian dan keagresifan
2. Warna biru merupakan simbol kesitiaan dan mempunyai kesan ketentraman.
3. Warna kuning mrerupakan simbol keceriaan atau berkesan gembira.
4. Warna hitam merupakan simbol kebijaksanaan atau kematangan diri
5. Warna putih merupakan simbol kesucian atau bersih.
d.      Tata Rias
Fungsi rias antara lain adalah untuk mengubah karakter pribadi menjadi karakter tokoh yang sedang dibawakan, untuk memperkuat ekspresi, dan untuk menambah daya tarik penampilan. Agar tata rias tari tetap konsisten terhadap kaidah-kaidah yang diperlukan dalam pertunjukan tari, maka perlu diperharikan prinsip-prinsip penataan rias yang antara lain adalah:
1.   Rias Hendaknya mencerminkan karakter tokoh/peran.
2.   Kerapian dan kebersihan rias perlu diperhatikan.
3.   Jelas garis-garis yang dikehendaki.
4.   Ketepatan pemakaian desain rias.
e.       Tempat Pentas
Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruangan guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Pemangungan dipergunakan untuk menyebutkan suatu pertujukan yang dipagelarkan dan diangkat ke atas pentas guna dipertontonkan. Bentuk pemanggungan atau bentuk pentas, ada bermacam-macam:
1.      Proscenium
2.      Tapal Kuda
3.      Pendapa
4.      Bentuk Pentas Terbuka
5.      Arena
6.      dsb.


f.       Tata Lampu/Pencahayaan
Tata lampu di dalam pergelaran tari, di samping untuk mene­rangi serta menyinari juga dipakai untuk membentuk suasana yang diper­lukan dalam adegan-adegan yang ditampilkan. seorang penata lampu harus peka terhadap efek yang ditimbulkan akibat peng­aturan lampu­nya. Jenis-jenis lampu antara lain :
1.      Lampu khusus atau spotlight digunakan untuk menyinari objek secara khusus
2.      Follow spotlight lampu sentral yang berfungsi mengikuti objek
3.      Strip light lampu berderet dan bermacam-macam warna
4.      General light sebagai penerangan keseluruhan arena pentas
Fungsi tata lampu:
1. Menerangi dan menyinari pentas
2. Mengingatkan efek lighting alamiah
2.      PENGERTIAN MUSIK DALAM TARI
Pengertian music dalam tari adalah music yang digunakan untuk mengiringi sebuah karya tari. Keberadaan music dalam sebuah tarian memiliki peran penting antara lain :
a.       Music dalam tari mampu memberikan warna dan karakter penyajian gerak yang ingin disampaikan
b.      gerak yang dibawakan dalam sebuah penyajian tari.
3.      JENIS MUSIK DALAM TARI
Pada dasarnya jenis musik tari dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk internal dan eksternal.
a.       Musik Internal
Musik atau iringan tari yang di timbulkan atau bersumber dari penarinya sendiri.
Contoh: bersiul,tepuk tangan,bernyanyi,petik jari,hentakan kaki,dsb
b.      Musik Eksternal
Musik atau iringan yang di timbulkan atau bersumber dari alat instrument yang di lakukan orang lain.
Contoh: Nyanyian, puisi, suara-suara alat musik, instrument gamelan / gendhing – gendhing gamelan, orkestra musik ,dsb
4.      FUNGSI MUSIK DALAM TARI
Keberadaan music dalam tari memiliki peran penting antara lain :
c.       Memperkuat keutuhan penyajian tari.
d.      Pengiring tarian
e.       Penguat suasana dan penekanan terhadap penyampaian dari makna gerak yang dipresentasikan
f.       Pendukung  dan penguat gerak
5.      MENGOLAH GERAK BERDASARKAN POLA IRINGAN
Mengolah gerakan dapat dilakukan dengan mengubah cepat lambatnya gerakan, memperbesar atau memperkecil ruang gerak penari serta penggunaan tenaga. Penari dapat mengolah gerak berdasarkan pola iringan yaitu pola iringan lambat, sedang dan cepat. Pola iringan ini ditunjukkan dari banyak atau sedikitnya jumlah hitungan.