Senin, 12 November 2018

Bab 6 Apresiasi tari


BAB 6
APRESIASI SENI BUDAYA NUSANTARA

A.    Mengapresiasi Karya Seni Budaya Nusantara
Semua manusia harus menghargai hasil karya seni ciptaan seniman. Menghargainya dengan cara mengapresiasinya. Lalu tahukah kalian apa itu apresiasi seni budaya serta bagaimana metode dan langkah-langkah dalam apresiasi seni budaya? Jika ingin tahu lebih mendalam simak pemaparan materi berikut.
1.        Pengertian Apresiasi
Langkah awal untuk memahami apresisasi seni adalah mengetahui definisinya. Dari segi etimologisnya, apresiasi jika dalam bahasa Latin adalah appretiatus berarti penilaian/penghargaan. Jika dalam bahasa Inggris, appreciate berarti menentukan atau menunjukkan nilai, atau menilai, melihat bobot karya. Apresiasi seni adalah suatu proses penghayatan suatu karya seni yang dihormati dan penghargaan pada karya seni itu sendiri serta penghargaan pada pembuatnya.
2.      Cara Apresiasi Seni
Saat kita akan mengapresiasi karya seni, secara garis besar ada dua cara, yaitu sebagai berikut.
a.       Memakai Ukuran Subyektif
Maksudnya mengapresiasi dengan ukuran subyektif yaitu menilai bagus tidaknya berdasarkan pertimbangan sendiri. Jadi sesuai penilaian sendiri karya tersebut sangat bagus atau indah karena sesuai sudut pandang sendiri, apakah benda seni itu amat menyenangkan atau sebaliknya.
b.      Memakai Ukuran Objektif
Mengapresiasi memakai ukuran objektif di sini maksudnya adalah
bagus tidaknya karya seninatas dasar ukuran kenyataan dan objek dari karya seni itu sendiri. Jadi tidak kita lebih-lebihkan atau dikurangi. Bila karyanya secara objektif bagus, kita katakan bagus. Begitu juga sebaliknya, jika kurang bagus dikatakan kurang bagus.
3.      Pendekatan Apresiasi Seni
Pada saat mengapresiasi seni terdapat beberapa pendekatan untuk semakin memahami dalam mengapresiasinya. Pendekatan tersebut diantaranya sebagai berikut.
a.       Pendekatan Aplikatif
Mengapresiasi karya seni dengan pendekatan aplikatif ditumbuhkan dengan merasakan berbagai pertimbangan teknik yang digunakan oleh seniman dalam proses berkarya. Biasanya keunikan dari teknik atau bahan bisa menumbuhkan gagasan yang unik bagi seorang seniman dalam berkarya seni.
b.      Pendekatan Kesejarahan
Apresiasi melalui pendekatan ini dapat dicapai dengan cara memahami dari sejarah perkembangan seni. Apresiasi dengan cara ini tidak cukup hanya dengan mengunjungi museum seni, dalam pendekatan kesejarahan ini memerlukan kemauan untuk mengetahui lebih jauh tentang karya-karya seni yang kita lihat.
4.      Tingkatan dalam Apresiasi Seni
Adapun dalam apresiasi seni, baik seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater, ada tiga tingkatan kegiatan apresiasi, yaitu sebagai berikut.
a.       Apresiasi Simpatik
Apresiasi simpatik yaitu berusaha untuk merasakan tingkat keindahan suatu karya seni menurut hasil pengamatan (kasat mata), ditunjukkan dengan ungkapan seperti suka atau tidak suka.
b.      Apresiasi Empatik/Estetik
Apresiasi simpatik yaitu berusaha merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya seni ditunjukkan dengan perasaan kagum atu terharu.
c.       Apresiasi Kritis
Maksudnya apresiasi kritis, yaitu cara mengapresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya. Jadi perlu mengapresiasi dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa. Jadi, cara mengapresiasinya secara detail dan kritis.

B.     Mengapresiasi Seni Rupa Nusantara
Pembahasan materi mengenai apresiasi seni yang paling awal, yaitu mengapresiasi seni rupa Nusantara. Berikut disajikan cara mengapresiasi karya seni rupa yang ada di Nusantara.
1.  Aspek-Aspek Penilaian dalam Apresiasi Karya Seni Rupa
     Untuk mengapresiasi karya seni rupa ada beberapa aspek yang dijadikan ukuran atau kriteria sebuah penilaian, diantaranya sebagai berikut.
a. Aspek ide atau gagasan.
b. Aspek penguasaan teknis.
c. Aspek penguasaan bahan.
d. Aspek kegunaan.
e. Aspek wujud.
f. Aspek gaya atau corak.
g. Aspek kreativitas.
h. Aspek tempat.
2. Apresiasi terhadap Karya Seni Rupa Murni
Kali ini kita akan mengapresiasi karya seni rupa murni. Karya seni rupa murni itu adalah karya seni rupa yang hanya dinikmati keindahannya saja. Karya tersebut hasil imajinasi seniman dan diwujudkan dalam karya seni rupa murni. Berikut disajikan bentuk apresiasi terhadap karya seni rupa murni.
a. Apresiasi terhadap Karya Lukisan
       Lukisan tercipta dengan cara memulaskan cat dengan alat kuas lukis, pisau palet atau peralatan lain, pada kanvas. Biasanya para pelukis memiliki gaya dan teknik melukis sendiri-sendiri, begitu pula objek dan makna simbolis yang dituangkan dalam lukisannya juga berbeda. Misalnya pada lukisan karya Affandi. Kita pilih Affandi sebagai contoh pelukis yang karyanya akan kita apresiasikan Pelukis terkenal,yaitu Affandi mempunyai lambang kusus untuk lukisannya Karya Affandi bergambar matahari bermakna sumber penghidupan. Lukisannaya berbentuk  tangan bermakna aku bekerja dengan tanganku bukan pikiranku. sedangkan lukisannya berupa kaki maknanya yaitu aku berjalan maju dengan kakiku.Keunikan pelukis Affandi ini karena teknik melukisnya unik,  pelukis Affandi melukis tidak menggunakan kuas.
B.  Apresiasi Terhadap Karya Patung
Patung sebagai benda karya seni rupa 3D karya sudah diakui secara khusus sebagai suatu karya seni oleh masyarakat luas.  Orang yang menciptakan karya seni patung disebut pematung. Patung dapat dibuat dari bahan seperti tanah liat, kayu,  batu, tembaga,  dan baja.
Mengenai teknik pembuatannya karya seni patung, ada yang dikerjakan dengan tatah, dipahat, dicor, dulas, atau cukup dibentuk dengan tangan. Karya seni patung biasanya ada yang bentuknya sederhana dan mudah dimengerti. Tetapi ada beberapa bentuk patung yang aneh dan sulit dimengerti maksud atau maknanya.
3. Apresiasi Upaya Seni Rupa Terapan
Karya seni rupa terapan merupakan karya seni yang memiliki fungsi, dan nilai keindahan. Jafi selain indah juga memiliki fungsi pakai, digumakan untuk kebutuhan hidup manusia sehari hari.
a.  Fungsi
1)      Rumah sebagai salah satu karya seni rupa sebagai tempat tinggal, dalam membuatnya seorang arsitek merancang secara kokoh. Jadi berdasarkan kesesuaian fungsinya dari masa ke masa rumah tidak mengalami perubahan,  fungsi yaitu sebagai tempat tinggal.
2)      jambangan bunga merupakan karya seni rupa fungsinya untuk menaruh bunga, tetapi dalam perkembangannya juga dipajang sebagai hiasan dalam lemari berkaca bening. Jadi berdasarkan kesesuaian fungsinya jambangan bunga telah mengalami perubahan fungsi sebagai hiasan.
3)      tempanyan tempayan sebagai karya seni rupa terbuat dari gerabah. Dimana pada awalnya berfungsi sebagai tempat air, kemudian berubah fungsi menjadi benda hiasan ( elemen estetis ) pada sebuah taman. Jadi berdasarkan kesesuaian fungsinya,  tempayan dan gerabah telah memgalami perubahan fungsi.
b. Keindahan
Berikut disajikan beberapa bentuk mengapresiasi karya seni rupa terapan dari segi keindahan.
1)      keartistikkan/keindahan desain lemari sangat penting serta diutamakan. Desain lemari menekankan selain fungsinya juga ditekankan keindahannya, dimasa kegunaannya sebagai wadah/tempat pakaian. Segi keindahannya dari ukiran tersebut membuat banyak orang membelinya.
2)      meja dan kursi didesain/dirancang dengan bentuk yang indah dan bernilai seni tinggi.
3)      pakaian adat dirancang sejak jaman dahulu selalu mengedepankan nilai dan unsur-unsur seni rupa. Tujuannya agar pemakai busana yang dibuatnya dapat terlihat lebih menarik. Pakaian adat dibuat sebagai busana dengan memiliki unsur Keindahan

C. Mengapresiasi Seni Musik Nusantara
Setelah mengapresiasi karya seni rupa, selanjutnya kita akan mengapresiasi karya musik Nusantara.
1. Apresiasi Alat Musik Nusantara
 Mengapresiasi alat musik Nusantara akan membuat kita semakin berwawasan luas dalam bidang seni musik. Apresiasi dalam seni musik bisa diwujudkan dengan memahami jenis alat musik berdasarkan klasifikasi alat musik tersebut, diantaranya sebagai berikut.
a. Idiophone
Idiophone merupakan kelompok alat musik yang menghasilkan bunyi pada bagian badan alat musik. Contohnya triangle,cabaza,dan marakas.
b. Aerophone
Aerophone merupakan kelompok alat musik yang bunyinya berasal dari udara yang ditiupkan pada alat musik. Contohnya recorder,seruling,dansaxsophone.
c. Membranophone
Membranophone merupakan kelompok alat musik yang sumber bunyinya berasal dari kulit atau selaput tipis yang ditegaangkan. Contohnya gendang, conga,dan drum.
d. Chordophone
Chordophone adalah kelomook alat musik yang sumber bunyinya berasal dari senar (dawai) yang ditegangkan. Contohnya piano, gitar,dan mandolin.
e. Electrophone
Electrophone merupakan jenis alat musik hanya bisa berbunyi atau bersuara dengan bantuan dari adanya daya listrik. Contohnya keyboard.

2. Mengapresiasi Nada-Nada Musik Nusantara
a. Sistem Nada Diatonik
Sistem nada diatonik ini dipakai pada musik-musik yang berkembang di Nusantara. Penciptanya sistem nada ini adalah orang Yunani,yaituTerpander dengan nada semula berjumlah 4 nada dan selanjutnya oleh Polynertus dikembangkan menjadi sistem 7 nada.

Tangga nada Diatonik yang dipakai dalam musik ditanah air memiliki jarak nada satu dan setegah.Nada dalam tangga nada diatonik,awalnya hanya memiliki 4 nada yang disebut dengan Tetrachord,awalnya nada-nada ini dimainkan pada instrumen Lyra. Sistem nada diatonik ini ada yang mayor dan minor,bagi susunan nada mayor dan minor tersebut jarak nadanya ditunjukan gambar berikut.

b. Sistem Nada Pentatonik (Musik Indonesia Asli)

Musik yang dipakai dalam alat musik tradisonal nusantara memiliki sistem nada petatonik. Di dalam musik tradisional istilah notasi,disebut dengan titi laras nada pentatonik sangat penting dapat praktis,serta dapat dipelajari dari generasi ke generasi.
1) Notasi Pentatonik
Perlu diketahui bahwa titi laras dalam musik gamelan Jawa adalah notasi pentatonik jadi hanya memiliki 5 buah nada. Notasi dalam musik gamelan diciptakan Raden Ngabeni Jaya Sudirga atau Wreksodiningrat tahun penciptaanya yaitu tahun 1910. Kemudian dalam perkembanganyaWreksodiningrat mempunyai inspirasi dan diwujudkan dengan memberi angka pada bilah saron karena untuk pelajaran menabuh gamelan dan memindahkan notosa rante agar mudah dibaca pada tahun 1890.
2.)LARAS
tangga nada itu sebutan untuk lagu diatonik pada lagu modern.dalam musik tradisional tangga nada itu disebut laras atau titi laras.laras dalam musik tradisional nusantara ada 2 macam yaitu:
A.Laras Slendro
    Memiliki sifat bisa menciptakan suasana yang bersifat riang,gembira dan terasa lebih ramai. Musik tradisional cocok memakai Laras ini untuk adegan perang perkelahian atau baris diiringi gending Laras Slendro. Laras Slendro juga bisa memberikan kesan sendu sedih romantis jika gendingnya memakai Laras Slendro Miring nada miring maksudnya para pemain para pemain karawitan dengan secara sengaja tidak tepat memainkan nada pada nada nadanya. Sehingga untuk tarian yang unik atau teater yang bernuansa rindu percintaan kangen sedih sendu kematian merana memakai gending berlaras Slendro Miring.
B.Laras Pelog
    Laras pelog dalam gending sifatnya memberikan kesan gagah Agung keramat dan sakral khususnya pada permainan gending yang menggunakan Laras pelog 6. Oleh karena itu bertemakan peristiwa menegangkan adegan masuknya seorang raja ke adegan marah adegan menyakitkan dan dendam diiringi gending gending Laras pelog.
 3. Apresiasi permainan alat musik tradisional.
    Sebagai langkah mencintai dan mengapresiasi musik nusantara diwujudkan dengan memahami cara memainkan alat musik tradisional.
     1. memainkan alat musik gamelan atau Gangsa itu ada dua yaitu gamelan pelog dan Gamelan berlaras Slendro perangkat gamelan ada beberapa macam diantaranya

B.) Cara memainkan piano dan keyboard.
cara memainkan not piano dan keyboard dan bersama namun Perbedaannya terletak pada keyboard dibantu peralatan canggih dan dibuat dengan berbagai macam efek perlu dipahami bahwa jika ingin memainkan piano dan Keyboard harus mengetahui tentang akar juga notnya supaya lebih mudah memahami memainkan piano dan keyboard disajikan beberapa akor Piano dan keyboard.
~ akor mayor
 Mayor C,D,E,F,G,A
~akor minor
Minor C,D,E,F,G,A
C.) Praktik menyanyikan lagu dengan gitar serta piano dan keyboard.
 supaya dapat menyanyikan lagu dengan gitar dan piano atau keyboard bisa memakai partitur.
3.Apresiasi Permainan Musik Nusantara
Memberikan penghargaan atau apresiasi seni musik dapat diwujudkan dengan memahami cara memainkan alat musik Nusantara.
Apresiasi Permainan Alat Musik Nusantara
Sebagai langkah mencintai dan mengapresiasi musik Nusantara diwujudkan dengan memahami cara memainkan alat musik tradisional.

1.Memainkan Alat Musik Gamelan
Gamelan atau gongso itu ada dua yaitu gamelan pelog dan gamelan yang berlaras slendro. Seperangkat gamelan ada beberapa banyak macam,diantaranya sebagai berikut
Perangkat-perangkat gamelan
Bilahan,terdiri dari gambang,gender,saron,danslenthem.
Pencco,terdiri dari gong,kempul,kethok,kenong,danBonang.h
Kebuka,terdiri dari kendang
Sebulan,terdiri dari seruling
Dawai,terdiri dadi rebab dan siter
Memainkan Musik Gamelan
  Untuk memainkan musik gamelan dalam karawitan,harus memakai partitur musik tradisional. Berikut disajikan partitur untuk bisa memainkan musik tradisional dalam karawitan.
2) Memainkan Angklung
Angklung sebagai alat musik dari bambu sudah terkenal sampai mancanegara.Alat musik angklung mulai popular tepatnya tahun 1938 saat tokoh Garut yaitu Daeng Soetigma mulai memperkenalkan alat musik tersebut keseluruhan Indonesia dan luar negeri. Daeng Soetigma adalah tokoh yang mengembangkan angklung yang memakai sistem tangga nada diatonis yang disebut angklung Indonesia.
Laras Angklung
Untuk Laras slendro
Susunan nadanya yaitu do,re,mi,sol,la,do,sedangkan Laras pelog dipakai susunan nada do,mi,fa,sol,si,do.
Laras Diatonis,memiliki tujuh yaitu nada,do,re,mi,fa,so,la,si
Macam-macam Angklung
Angklung modern (pengembang Daeng Soetigma) menggunakan nada diatonis atau yang disebut juga angklung Indonesia.
Angklung tradisi Sunda (Pengembang UdjoNgalagena) murid Pak Daeng,angklung ini belaras slendro pelog.
b. Apresiasi Permainan Alat Musik Nontradisional Nusantara
    Kali ini sebagai langkah apresiasi dan menghargai alat musik Nusantara bisa di buktikan dengan mempelajari cara memainkan alat musik nontradisional berikut.
1.) Cara memainkan Alat Musik Gitr
Jika ingin bisa memainkan gitar, langkah awalnya pahamilah hal-hal berikut.
a.) Nada senar gitar Kalian hendaknya, mengetahui nada pada setiap senar gitar. Terdapat banyak sekali nada pada senar gitarnya.
b.) Akor atau Kunci Gitar
Ada dua cara memetik gitar, yakni menggunakan jari dan menggunakan alat bantu petik yang disebut pick atau klaber. Selanjutnya disajikan akord atau kunci gitar yang bisa dimainkan dengan di genjreng atau dimainkan secara bersamaan.
Berikut akan disajikan beberapa akor-akor gitar disertai dengan cara memainkannya yang benar sesuai kaidah bermain gitar standar internasional.
2.) Memainkan Alat Musik Piano dan Keyboard
Piano adalah sebuah alat musik klasik yang dimainkan jari-jemari tangan. Sedangkan keyboard adalah sebuah alat musik yang diciptakan di zaman modern, yang dimainkan seperti piano. Hanya saja keyboard bisa memainkan beragam suara, seperti terompet, suling, gitar, biola, sampai perkusi. Dengan keyboard, kita juga bisa bermain layaknya sebuah band.
a.) Sistem Penjarian
Kode penjarian pada pembelajaran piano dan keyboard dapat dilihat pada gambar di samping.
Keterangan: (kode jari berlaku untuk jari tangan kanan maupun kiri)
(1) kode angka 1 untuk ibu jari
(2) kode angka 2 untuk telunjuk
(3) kode angka 3 untuk jari tengah
(4) kode angka 4 untuk jari manis
(5) kode angka 5 untuk jari kelingking
b.) Cara memainkan piano dan keyboard
Pada dasarnya cara memainkan not piano dan keyboard hampir sama namun perbedaannya terletak pada keyboard dibantu peralatan canggih dan dibuat dengan berbagai macam efek. Perlu dipahami bahwa jika ingin memainkan piano dan keyboard harus mengetahui tentang akord juga notnya.

D.    Mengapreasi Seni Tari Nusantara
1.      Mengapresiasi Seni Tari
 Apreasi Tari merupakan suatu aktivitas seseorang dalam usahanya untuk memahami maksud-maksud yang terkandung dalam suatu karya seni. Apresiasi seni Tari bisa dikatakan berhasil atau sukses, apabila suatu karya seni tari tersebut komunikatif serta mudah dipahami oleh pihak apresiator atau pengamat atau penikmat nya. Bagi kalian yang berkeinginan untuk dapat mengapresiasi karya tari tentune harus lebih banyak melihat pertunjukan karya seni tari. Perbanyak melakukan pengamatan pada penampilan tari supaya dapat menemukan keunikan, kekhasan, serta maknanya.
2. Apresiasi Keunikan Gerak Tari Nusantara
    Sebagai langkah apresiasi seni tari Nusantara bisa diwujudkan dengan memahami keunikan gerak tari Nusantara. Dimana tarian yang ada di Nusantara pada umumnya mempunyai keunikan-keunikan dari gerak kaki, leher, kepala, tangan, sampai pada pandangan mata.
a.       Keunikan Gerak Kaki
Jika diamati gerakan kaki pada seni tari dari berbagai daerah berbeda-beda. Pada tari daerah Kalimantan kebanyakan memakai gerakan kaki dengan langkah-langkah lincah. Di pulau Jawa, tarinya memakai gerakan kaki lebih pelan dan halus, jika berjalan tumit diangkat (jungkit).
b.      Gerakan Leher dan kepala
    Gerakan leher tarian di seluruh Nusantara pun berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah lainnya, jika pada tari Jawa memakai gerakan leher dan kepala yang membentuk angka delapan. Sedangkan di daerah Sunda memakai gerak leher dan kepala maju mundur yang sejajar. Berbeda lagi dengan tarian di pulau Bali yaitu hanya dengan menundukan kepala sejenak. Bagi wilayah Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan tariannya jarang bahkan tidak pernah memakai beberapa variasi gerakan leher dan kepala.
c.       Gerakan Mata
    Di dalam taribBali sangat sering menggunakan variasi gerakan matanya. Pada tarian Bali, pandangan mata dilakukan tanpa menoleh, mata itu melirik dengan seolah-olah melihat ujung alis atau mengerling. Berbeda lagi dengan tarian Jawa, aturan gerak mata itu sudah ditentukan, di mana khusus tari putri jarak pandangan hanya 3 kali tinggi badan, sedangkan khusus bagi tari pria bisa 5 kali tinggi badan.
d.      Gerak Tangan
    Pada tarian Nusantara gerakan tangan berbeda-beda. Misalnya di Jawa, lengan pada tari Jawa putri tidak boleh diangkat terlalu tinggi, yaitu hanya dibatasi maksimal 30 derajat, sedang bagi penari pria harus 60 derajat dan pria gagah horizontal.
    Berbeda lagi dengan tarian di Pulau Bali, para penari Bali selalu mengangkat lengan secara horizontal, ada yang menyudut ada yang lurus. Selanjutnya di wilayah Sulawesi gerakan tangannya menggunakan gerakan tangan yang anggun penuh kelembutan. Sedangkan di daerah Kalimantan gerakan tangannya memakai gerak horizontal yang membawa senjata diayun-ayunkan. Berbeda lagi dengan tarian di Pulau Bali, para penari Bali selalu mengangkat wlengan secara horizontal, ada yang menyudut ada yang lurus. Selanjutnya di wilayah Sulawesi gerakan tangannya menggunakan gerakan tangan yang anggun penuh kelembutan. Sedangkan didaerah Kalimantan gerakan tangannya memakai gerak horizontal yang membawa senjata diayun-ayunkan.
3. Apresiasi musik pengiring Tari
   Beberap bentuk iringan musik pada tarj tradisional sebagai berikut.
a. Musik sampek berfungsi untuk mengiringi tari yang berkembang di daerah Kalimantan.
b. Musik gondang berfungsi untuk mengiringi tarian Batak terutama Tor-Tor.
c. Musik gamelan Seperangkat gamelan berfungsi untuk mengiringi tari Jawa, Bali, dan Sunda
d. Musik Talempong  berfungsi until mengiringi tari Minang.
e. Musik Gambus sering berfungsi until mengiringi tari Melayu.
4. Apresiasi Penjiwaaan dalam menari
  Penjiwaaan sangat penting bagi penari, kemampuaan penjiwaan ini biasaanya hanya dimiliki seorang penariyang baik. Coba kalian lihat jika koreografi yang indah tetapi dilihat jelek apabila penarinya tidak memiliki ketrampilan teknis, tidak memiliki kepekaan misikal dan tidak dapat menjiwai tarianya.
Jadi penjiwaan tari itu dangat penting sekali. Supaya dapat menjiwai dalam Tarian seorang penari memiliki beberapa kemampuann dasar seperti berikut.
a.       Memiliki ketrampilab teknis gerak,di antaranya kemampuan menghapal urutan gerak, kemampuan oleh tubuh, kemampuanmentaati gaya tari dan kelenturan.
b.      Memiliki kepekaan musikal, yaitu kepekaan dalam menyelaraskan ritme gerak tubuh dengan ritme musiknya atau menyelaraskan ritme gerak dengan penari lainnya.
c.       Kemampuan menghayati dan mengekspresikan karakter peran dan karakter tari.

E. Apresiasi Seni Teater Nusantara
Bentuk apresiasi dalam seni teater bisa ditunjukkan dengan langkah-langkah apresiasi berikut:
1.      Apresiasi Naskah Teater
   Naskah drama teater ditulis dan diperankan pemain supaya lakon teater bisa berjalan dengan teratur. Selain itu, supaya penonton bisa menikmati dengan enak ceritanya. Naskah lakon teater terdiri dari beberapa hal berikut:
a.       Tema merupakan jantung cerita atau rumusan inti sari cerita yang dipakai sebagai landasan ideal dalam menentukan arah tujuan cerita. Tema dalam teater harus dirumuskan dengan jelas karena tema merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh seorang penulis lakon.
b.      Plot/Alur  merupakan alur dari jalannya peristiwa dalam lakon teater yang terus bergulir dari awal hingga lakon tersebut selesai.
c.       Penokohan /perwatakan memiliki peranan yang sangat penting. Penokohan maksudnya sebagai bentuk usaha untuk membuat perbedaan peran satu dengan peran yang lainnya.
d.      Latar/Setting sangat penting untuk melatari lakon. Latar/settinh terbagi menjadi 3 yaitu sebagai berikut:   
1)      Latar peristiwa adalah kejadian atau peristiwa yang melatari adegan itu terjadi dan bisa juga yang melatari lakon itu terjadi. Latar peristiwa ini bisa sebagai realita bisa juga fiktif yang menjadi imajinasi penulis lakon.
2)      Latar tempat adalah Tempat juga menjadi latar peristiwa lakon itu terjadi. Peristiwa dalam lakon adalah peristiwa fiktif yang menjadi hasil rekaan penulis lakon.
3)      Latar waktu   adalah Waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan babak itu terjadi. Latar waktu terkadang sudah diberikan atau sudah diberi rambu-rambu oleh penulis lakon,tetapi banyak latar waktu ini tidak diberikan oleh penulis lakon.
e.       Sinopsis
Sinopsis meeupakan ringkasan cerita, jadi sinopsis itu berisi gambaran cerita secara global dari awal sampai akhir hendaknya dituliskan.Sinopsis dipakai sebagai alat pemandu proses penulisan naskah sehingga.alur dan persoalan tidak melebar.Jadi dengan memakai sinopsis penulisan lakon terarah serta tidak mengada-ada.
2.      Apresiasi Lakon Teater
       Mengapresiasi tipe-tipe lakon dalam teater Nusantara
a.       Drama
   Lakon dalam teater bisa disajikan dengan berbentuk drama. Drama diartikan sebagai salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan manusia yang memiliki konflik yang rumit dan penuh daya emosi tetapi tidak mengangungkan sifat tragedi. Contoh lakon-lokon drama teater,diantaranya sebagai berikut:
1) Musuh masyarakat
     2) Brand
     3) Boneka mainan
     4) Tiang - Tiang masyarakat
     5) Hantu - hantu (Henrik ibsen)
  B.TRGEDI
Tujuan pementasan teater dengan lakon tragedi agar membuat para penonton mengalami pengalaman emosi melalui identifikasi para tokoh dan untuk meguatkan kembali kepercayaan pada diri sendiri sebagai bagian dari manusia. Pada lakon tragedi biasanya tokoh utama dalam lakon tragedi diakhir cerita biasanya mengalami kesengsaraan dan kematian tragis.
  C.KOMEDI
Jenis lakon komedi bukan hanya sekedar lawakan kosong tetapi bisa membukakan mata penonton kepada kenyataan kehidupan sehari-hari yang lebih dalam. Tokoh yang diperankan dalam teater lakon komedi pada umumnya adalah orang-orang yang lemah,tertindas,dan lugu sehingga bisa ditertawakan dan dicemoohkan.
  D.SATIR
Teater dengan lakon satir bisa digunakan sebagai kritik terhadap seseorang atau masyarakat dengan cara yang sangat cerdik.Lakon satir hampir sama dengan komedi tetapi ejekan dan sindiran dalam satir lebih agresif dan terselubung. Sasaran dari lakon satir adalah orang , ide , sebuah institusi/lembaga maupun masalah sosial yang menyimpang
  E.MELODRAMA
Teater dengan lakon melodrama merupakan jenis teater dengan lakonnya mengupas suka duka kehidupan dengan cara yang menimbulkan rasa haru kepada penonton. Biasanya dalam melodrama pemerannya mampu memerankan tokoh yang mendebarkan hati dan mengharukan perasaan penonton yang melihatnya.
3.APRESIASI TEKNIK SENI PERAN TEATER
Semua seni pasti memiliki teknik tersendiri , begitu juga dalam seni berteater. Supaya dapat menampilkan seni peran yang baik diperlukan latihan yang tekun dan disiplin. Teknik latihan tersebut meliputi olah tubuh , olah vokal , dan olah rasa

Olah Tubuh
     Latihan olah tubuh dilakukan supaya tercipta fleksibelitas gerak bagian tubuh. Pada saat berteater, latihan olah tubuh ditujukan untuk mendukung kemampuan pemain dalam mewujudkan akting para aktor yang baik.Latihan olah tubuh merupakan pembelajaran praktik melalui pengolahan atau pelatihan agar tubuh setiap pemain teater memiliki stamina yang kuat, kelenturan tubuh dan gaya refleks tubuh yang prima.

b. Olah Suara
     Seorang pemain teater dituntut untuk memiliki kemampuan mengolah suara dengan baik. Suara merupakan faktor penting karena sebagai penyampai pesan kepada penonton. Penguasaan intonasi, diksi, dan artikulasi setiap kata yang diucapkan harus jelas dan wajar sesuai dengan tuntutan karakter tokoh yang diperankan. Seorang aktor perlu latihan olah suara dengan tahapan-tahapan tertentu. Latihan olah suara dapat dilakukan dengan mengucapkan kata vokal seperti a,i,u,e,o sesuai dengan bentuk mulut.

c. Olah Rasa
     Teknik berakting pada dasarnya menampilkan keindahan dan keterampilan seorang aktor dalam mewujudkan berbgai pikiran,emosi, perasan,dan sosok peran yang sedang dimainkan sesuai dengan karakter. Aktor harus memiliki kemampuan untuk menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Hal tersebut bisa terjadi jika mampu berkonsentrasi mengolah rasa, dan emosi. Seorang pemain teater perlu melatih konsentrasi, perasaan, dan emosi dengan latihan olah rasa. Olah rasa adalah suatu proses latihan yang menempatkan perasaan sebagai objek utama dari pengolahan/latihan. Latihan dilakukan untuk mengali "potensi dalam" agar dapat diatur dan dikendalikan sesuai dengan kebutuhan emosi peran.